Senin, 25 Mei 2020

Khutbah singkat Idulfitri 1441 H di rumah 24 Mei 2020


Khutbah ke 1
Assalaamu'alaikum wa Rahmatullohi wa Barokaatuh
Allahuakbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar,
allahu akbar kabiro walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa ashila. La illaha ilallahu wallahu akbar, allahuakbar walillahil hamdu.
Alhamdulillahi Robbil 'Alamin
Allahumma sholli’alaa sayyidinaa muhammadin abdika wanabiyyika wa Rosuulikannabiyilummiyi wa’ alaa alihi wa shohbihi wasallam.

Bapak, Ibu, Saudaraku dan keluargaku yang dirahmati Allah SWT,
Saat ini kita semua wajib bersyukur karena bulan suci Ramadhan baru saja kita lalui dengan ridho dan keikhlasan yang sepenuh hati. Meskipun suasana Ramadhan dan 1 Syawal 1441 H kini tampak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tetapi hal ini memiliki makna yang sangat luar biasa yang perlu kita tafakuri secara baik. Banyak hal positif yg harus kita ambil dari keadaan ini.
Hadirin Rahimakumullah.
Sudah sebulan penuh kita melaksanakan perintah Allah SWT dengan menjalani puasa Ramadhan yang sesuai dengan firman-Nya pada QS, Al Baqarah ayat 183,
“Ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumu siyamu kama kutiba ‘alladzina min qablikum la’allakum tattaqun”
Yg Artinya:
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Ibadah puasa bertujuan untuk membentuk kita menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Sifat orang bertaqwa ada 6 menurut Al-Qur'an Surah Ali 'Imran ayat 134.





ۗ الَّذِينَ يُنْفِقُونَا فِيلسَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَظِمِينَالْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِالنَّاسِ
ٱلَّذِينَ

Referensi: https://tafsirweb.com/1266-quran-surat-ali-imran-ayat-134.html
 وَاللَّهُ يُحِبُّالْمُحْسِنِينَ
 Arab-Latin: Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

Referensi: https://tafsirweb.com/1266-quran-surat-ali-imran-ayat-134.html
    “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Dari ayat tersebut apabila di susun maka akan kita ketahui bahwa sifat orang yang bertakwa adalah :

1. Bersedekah pada saat lapang dan sempit.
2. Mampu Menahan amarah.
3. Mau Memberi maaf dan memaafkan.
4. Segera ingat Allah jika bersalah.
5. Banyak bertaubat dan istighfar.
6. Tidak larut dalam dosa.

Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar walillahilhamdu.

Bapak, Ibu, Saudaraku dan keluargaku yang dirahmati Allah SWT,
Menjalankan amalan serta ibadah di rumah dan menerima keadaan adanya wabah seperti pada saat ini merupakan salah satu ujian yang diberikan Allah. Kita harus bersabar menerima kenyataan ini. Karena pada dasarnya, apa yang kita lakukan tidak lain yakni dalam rangka mentaati Allah, Rasulullah, para ulama, dan para pemimpin kita.
Allah SWT telah berfirman dalam QS. An Nisa ayat 59 yang berbunyi,
Ya ayyuhalladzina amanu ati ullaha wa ati ur rasula wa ulil amri minkum”
“Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan ulil mari di antara kamu.”
Marilah kita berdoa semoga Diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Rabbana Atina Fid Dunya Hasanah, Wa Fil Akhirati Hasanah, waqina ‘azaabannar”

Aamiin Ya Rabbal’aalamiin.

Khutbah ke 2
Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, Allahu akbar kabiro walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa ashila. La illaha ilallahu wallahu akbar, allahuakbar walillahil hamdu.
Alhamdulillahi Robbil 'Alamin
Allahumma sholli’alaa sayyidinaa muhammadin abdika wanabiyyika wa Rosuulikannabiyilummiyi wa’ alaa alihi wa shohbihi wasallam.

Hadirin rahimakumullah.
Selain sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah SWT, ibadah puasa ini erat kaitannya dengan pengampunan dari Allah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan sebagaimana berikut ini,
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Abu Hurairah)
Dengan selesainya kita melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, maka tibalah kita pada hari kemenangan yaitu Idul Fitri. TETAPI, sesungguhnya Idul Fitri adalah hari pertama pertarungan untuk mengendalikan hawa nafsu.
Nafsu dunia diawali pada saat ini, dimana kebanyakan dari kita sibuk untuk mempercantik diri dengan memakai pakaian yang serba baru.
Yang lebih penting dari pakaian baru itu adalah kepribadian yang baru, kepribadian yang tahan mental, kepribadian yang kuat untuk menjaga diri untuk tidak mudah tergoda oleh aneka kesenangan duniawi.
Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar walillahilhamdu
Hadirin rahimakumullah.
Memakai baju baru, berhias di hari raya termasuk kebiasaan dan budaya yang sudah ada di kalangan para sahabat, dan Nabi SAW juga tidak mengingkarinya.
Dalam sebuah hadits diketahui bahwa Abdullah bin Umar, berkata :
“Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual di pasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, belilah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan. Rasulullah berkata kepada Umar : “sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian”. (HR. Al Bukhari).

Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar walillahilhamdu
Dipenghujung khutbah ini mari kita berdoa agar ketaatan kita kepada Allah, Rasulullah, ulama, dan ulil amri untuk menghindari marabahaya seperti wabah virus ini akan dibalas oleh Allah SWT dengan segera dilenyapkannya wabah tersebut dari muka bumi ini, serta sebagai amaliah bagi kita atas kesabaran yang akan menjadi hadiah di akhirat nanti. Aamin Ya Rabbal Alamin.

A’udzu billahi minas syaitanirajim. Bismillahi rahmanirahim. Inna a’tainakal kautsar. Fa salli lirabbika wanhar. Inna syani aka huwal abtar.
Allahumma inna nas’aluka salamatan fiddin, wa ‘afiyatan fil jasad, waziyadatan fil ‘ilmi, wa barokatan firrizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan ‘indal maut, wa maghfirotan ba’dal maut.
Allahumma hawwin ‘alaina fii sakaroti wa najatan minannari, wal ‘afwa ‘indal hisab.
Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz-hadaitana milladunka rahmatan innaka angtal wahhab, Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.

Walhamdulillahirabbil ‘alamin
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullohi wa Barokaatuh

oOo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar